KULI KULINERAN - Khazanah kuliner China memiliki bermacam-macam gaya sesuai dengan karakterstik wilayah dan budayanya. Secara garis besar, terdapat delapan mazhab besar gaya kuliner China, termasuk di dalamnya masakan-masakan Kanton dan Szechuan.
Namun, di luar delapan mazhab tersebut terdapat gaya masakan China yang cukup populer di Indonesia. Selain Fujian/Hokkian, masakan Hakka juga cukup mudah ditemui.
Di Indonesia, jumlah kalangan Hokkian dan Hakka memang menempati urutan teratas. Lantas, bagaimana ciri khas masakan Hakka? “Orang-orang Hakka gemar memakai bahan awetan,“ terang chef de cuisine restoran Hakkasan Jakarta, Wong Kum Choy kepada KompasTravel pekan lalu.
“Mereka suka sayur yang ditumis dan beberapa sayurnya awetan. Mereka juga memakai bahan yang telah dikeringkan," tambahnya. Masakan Hakka memang lekat dengan unsur awetan. Beberapa awetan yang cukup mudah dikenali antara lain sayur asin dan tapai beras merah.
Kemungkinan besar, hal ini dipengaruhi oleh pengalaman orang-orang Hakka yang sering kesulitan menetap di suatu wilayah akibat ancaman perang, sehingga dituntut selalu memiliki persediaan bahan makanan.
Sementara itu, dari segi cita rasa, masakan Hakka cenderung tidak “tebal” bila dibandingkan dengan masakan Szechuan yang pedas dan berbumbu atau masakan Hokkian yang bahan-bahannya melimpah.
Hal ini diakibatkan oleh pemakaian bumbu dan rempah yang sederhana. Bawang putih, tapai beras merah, dan jahe merupakan beberapa bahan yang sering ditemui dalam masakan hakka. Pemakaian kecap atau saus pun minimal.
“Namun, jika dibandingkan dengan masakan Kanton atau Hong Kong, cita rasanya masih lebih kuat. Kecuali kalau makanan Kantonnya menggunakan saus,” tambah Wong Kum Choy. Kum Choy melanjutkan, rasa asin cenderung dominan dalam menu-menu masakan Hakka.
Selain itu, masakan Hakka lebih banyak menonjolkan rasa asli atau kaldu bahan makanan untuk memperkuat rasa, ketimbang menggunakan bermacam-macam rempah.
0 komentar:
Posting Komentar