- Penelitian terbaru ungkap kaitan antara kenaikan berat badan dan jam makan. Orang yang telat makan berisiko alami kenaikan berat badan.
Hasil penelitian itu dipresentasikan dalam ENDO 2019, sebuah pertemuan tahunan Endocrine Society di New Orleans, Louisiana, Amerika. Penelitian itu menunjukkan bahwa adanya kaitan antara waktu makan dan tidur dengan obesitas. Dikutip dari NDTV (25/3), hal itu disebutkan oleh penulis utama penelitian bernama Adnin Zaman, MD yang berasal dari University of Colorado di Denver.
"Namun beberapa penelitian sudah menilai waktu makan dan waktu tidur pada orang dewasa yang terkena obesitas dan belum jelas apakah menunda jam makan berkaitan dengan durasi tidur yang lebih pendek atau penumpukan lemak dalam tubuh yang lebih tinggi," jelas Adnin.
Untuk membuktikannya, penelitian ini menggunakan tiga jenis teknologi yang digunakan untuk merekam jam tidur, aktivitas fisik serta pola makan para peserta. Menurut Adnan ketiga hal itu digunakan untuk mengidentifikasi peserta yang berisiko mengalami kenaikan berat badan.
"Ini jadi hal yang menantang lantaran menerapkan ilmu tidur dan sirkadian dalam pengobatan karena kurangnya metode untuk mengukur pola perilaku manusia sehari-hari," ungkap Adnin.
Penelitian ini dilakukan selama seminggu dan diikuti sebanyak 31 orang dewasa yang alami kelebihan berat badan dan obesitas dengan usia rata-rata 36 tahun. Sebanyak 90 persen diantaranya merupakan wanita.
Puluhan peserta itu terdaftar dalam percobaan penurunan berat badan. Asupan kalori harian merekapun dibatasi. Mereka juga hanya bisa makan pada jam-jam tertentu setiap harinya.
Mereka wajib mengenakan perangkat elektronik activPAL di paha mereka. Perangkat itu berfungsi untuk mengukur seberapa banyak waktu yang mereka habiskan dalam kegiatan fisik harian. Mereka juga mengenakan Actiwatch yang akan menilai soal jam tidur dan bangun harian.
Tak hanya itu, para peserta juga diminta untuk menggunakan aplikasi telepon bernama MealLogger. Gunanya untuk memotret dan menulis waktu makan serta ngemil harian.
Lewat semua hal yang digunakan oleh peserta, para peneliti menemukan fakta bahwa rata-rata peserta mengkonsumsi makanan di sepanjang pukul 11 siang dan tidur selama sekitar 7 jam di malam hari.
Sedangkan beberapa lainnya makan lebih 'molor' dan tidur lebih larut. Meski begitu, total jam tidur mereka sama seperti peserta lain. Penundaan waktu makan kemudian dikaitkan dengan tingginya indeks massa tubuh serta penumpukan lemak tubuh.
"Kami menggunakan serangkaian metode baru untuk menunjukkan bahwa individu yang alami kelebihan berat badan atau obesitas mungkin menunda jam makan. Temuan ini mendukung penelitian kami secara keseluruhan di mana bisa melihat apakah membatasi waktu makan pada hari sebelumnya akan menurunkan risiko obesitas," tutur Adnin.
Mengingat alat serta aplikasi monitor aktivitas harian yang digunakan dalam penelitian ini bisa didapat dengan mudah oleh semua orang, Adnin menjelaskan jika hal ini bisa dijadikan tindakan pencegah kelebihan berat badan atau obesitas.
0 komentar:
Posting Komentar